Senin, 17 Februari 2014

KEISTIMEWAAN-KEISTIMEWAAN MANUSIA



KEISTIMEWAAN-KEISTIMEWAAN MANUSIA
1.     Makhluk yang paling mulia dan paling utama (Q.S. Al-Israa’: 70)
Artinya: “Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, (1)kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.” (Q.S. Al-Israa’: 70)
(1)  Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.
2.     Makhluk tang paling disuka (Q.S. Luqman: 20 dan Q.S. Al-Jatsiyah: 12)
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah Telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (Q.S. Luqman: 20)
Artinya: “Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan Mudah-mudahan kamu bersyukur.(Q.S. Al-Jatsiyah: 12)
3.     Makhluk yang paling cerdas (Q.S. Al-Baqarah: 31-32)
Artinya: “Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (31) Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana2 (32).” (Q.S. Al-Baqarah: 31-32)
(2)  Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, Karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. di sini diartikan dengan Maha Bijaksana Karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.

4.     Makhluk yang paling baik (Q.S. At-Tiin: 4)
Artinya: “Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (Q.S. At-Tiin: 4)
5.     Khalifah (Q.S. Al-An’am: 165)
Artinya: “ Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-An’am: 165)

Minggu, 05 Januari 2014

Syudi Masyarakat



A.                Pengertian Studi Masyarakat
Study berasal dari bahasa inggris yang berarti belajar, sedangkan Student berarti orang yang belajar. Belajar itu sendiri adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).[1][1]
Masyarakat berasal dari bahasa arab yang secara harfiyah artinya pergaulan. Dalam bahasa latin pedomannya adalah socious, perkataan ini berubah bentuknya menjadi sosial yang berarti apa atau segala sesuatu yang berhubungan dengan pergaulan hidup.
Menurut Quraisy Shihab, Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil maupun besar yang terikat oleh satuan adat, situs atau hukum khas dan hidup bersama.[2][2]
Prof Robert W. Richey dalam bukunya: Planing for Teaching an introduction to education, “membuat batasan masyarakat sebagai berikut:”The term community refers to a group of people living together in a region where common ways of thinking and acting make the inhabitants somewhat aware of them selves as a group”. Istilah masyarakat dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama di suatu wilayah dengan tata cara berpikir dan bertindak yang (relatif) sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai satu kesatuan (kelompok). Masyarakat yang disamakan dengan istilah (community, society) secara teknis ilmiah mempunyai definisi tertentu, yang berbeda-beda menurut para ahli sosiologi. Namun secara common-sense masyarakat diartikan sebagai suatu kehidupan bersama disuatu wilayah dan waktu tertentu dengan pola-pola kehidupan yang terbentuk oleh antar hubungan dan interaksi warga masyarakat itu dengan alam sekitar.[3][3]
Jadi, study masyarakat adalah belajar tentang situasi, perilaku, maupun sistem sosial yang ada di lingkungan kita untuk di jadikan latihan dan pengalaman supaya dapat dijadikan bekal hidup diri siswa kelak, disamping pengetahuan dan pengalaman yang di dapat dari bangku sekolah. Dalam hal ini masyarakat masuk dan dibawa sekolah maupun sekolah dibawa masuk kedalam masyarakat. Artinya sekolah bisa mendatangkan nara sumber ke sekolah untuk kajian dan dapat pula masyarakat di kunjungi dan di tempat para siswa sebagai ajang pelatihan, praktek maupun pengalaman dan pengamatan.
Study masyarakat akan berbeda dengan pendidikan masyarakat, supaya tidak keliru dalam memahami, maka perlu dijelaskan definisi mengenai pendidikan masyarakat (community education). Pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa termasuk pemuda diluar batas umur tertinggi kewajiban belajar dan dilakukan diluar lingkungan dan sistem pengajaran sekolah dasar, oleh karenanya, bila study masyarakat itu yang belajar adalah para siswa dengan media masyarakat , maka dalam pendidikan masyarakat yang belajar adalah masyarakat itu sendiri (diberi bimbingan dan pengarahan tentang sesuatu).
Dari study masyarakat ini tentu anak didik diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya dari sekolah untuk bekal dimasyarakat nanti, sesuai dengan bakat dan kompetensi yang ia miliki. Dalam melakukan study masyarakat tentunya harus mengetahui golongan masyarakat dan sifat-sifatnya untuk dijadikan sebagai tempat study. Golongn masyarakat tersebut diantaranya adalah golongan petani, pengrajin, dan pedagang kecil, pedagang besar, nelayan, karyawan, buruh, tua-muda, pria-wanita dan lain-lain.[4][4]




B.                 Ruang Lingkup Studi Masyarakat
Study masyarakat akan berbeda dengan pendidikan masyarakat. Dari study masyarakat ini tentu anak didik diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya dari sekolah untuk bekal di masyarakat nanti sesuai dengan bakat dan kompetensi yang ia miliki. Dalam melakukan studi masyarakat tentunya golongan masyarakat dan sifat-sifatnya untuk dijadikan sebagai tempat studi.
Untuk itu maka diperlukan metode atau bentuk yang tepat supaya masyarakat dapat dijadikan media pendidikan yang bermakna bagi para siswa. Selain  itu diperlukan juga adanya kreatifitas dan inisiatif dari para guru dan kemudian adanya kerjasama dengan para siswa, orang tua serta dengan lembaga-lembaga masyarakat lainnya.
Kaitannya dengan hal ini, maka harus tahu ruang lingkup pembahasann mengenai studi masyarakat yang meliputi definisi, metode-metode yang digunakan, aplikasi dan manfaatnya. Adapun metode yang perlu kita bahas nanti minimal perlu dikenalkan sejumlah metode sebagai berikut, yaitu di antaranya karyawisata, manusia sumber, survey masyarakat, berkemah dan kerja lapangan.[5][5]

C.                 Ragam Studi Masyarakat dan Aplikasinya
Sekolah tidak lepas dari masyarakat. Sekolah didirikan untuk mendidik anak menjadi warga Negara yang berguna dalam masyarakat. Tetapi disamping itu masyarakat atau lingkungan dapat merupakan laboratorium yang penuh kemungkinan untuk memperkaya pengajaran, itu sebabnya setiap guru harus mengenal masyarakat dan lingkungannya dan menggunakan secara fungsionil dalam pelajarannya.
Dalam study masyarakat tentunya akan disampaikan minimal beberapa metode yang selama ini kita jumpai dalam praktek setiap hari. Beberapa metode-metode tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1.                  Karyawisata
Karyawisata atau Field Trip dalam pengetahuan pendidikan adalah kunjungan siswa keluar sekolah untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kurikulum disekolah atau dengan kata lain bahwa karya wisata adalah suatu kunjungan ke suatu tempat diluar kelas yang dilaksanakan sebagai integral dari seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Karyawisata pada umumnya didorong oleh motivasi menjadi keterangan tentang hal tertentu, melatih sikap anak, membangkitkan minat anak, mengembangkan apresiasi, menikmati serta pengalaman-pengalaman baru.
Contoh aplikasi karyawisata yang dilakukan adalah berupa perjalanan keliling sekolah atau ketempat yang lebih jauh. Dalam hal ini yang termasuk dalam karyawisata adalah kegiatan sebagai berikut :
a.          Mempelajari proses sosial, berpartisipasi dalam masyarakat, ikut serta dalam kehidupan, turut memelihara kesehatan, menikmati keindahan alam dan sebagainya.
b.         Mempelajari masalah sosial, keluarga, hubungan antar kelompok, kesejahteraan orang tua dan lain-lain. Berguna bagi lapangan akademik, kesenian, ilmu bumi, sejarah dan sebagainya.
c.          Berguna bagi lapangan akademik, kesenian, ilmu bumi, sejarah dan sebagainya.
Jadi, Karyawisata adalah kegiatan pendidikan yang realistis dan bermanfaat untuk memperoleh pengalaman langsung. Sedangkan manfaat yang dapat dipetik adalah: mendorong belajar dengan pengamatan sendiri terhadap benda, memberikan pemahaman (insight) terhadap lingkungan terdekat, mengadakan integrasi pelajaran dikelas dengan realitas dimasyarakat, memotivasi untuk melakukan penyelidikan dan penemuan baru, mengajarkan kebersamaan, memupuk dan menanamkan cinta pada alam sekitarnya dan lain-lain.
2.                  Survey Masyarakat (Community Survey)
Van Dalen mengatakan bahwa survey merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan atau status fenomena dan menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah ditentukan. Yang termasuk studi survey adalah survey sekolah, job analysis, analisis dokumen, public opinion, survey dan komuniti.
Metode yang digunakan adalah metode kunjungan pendidikan atau source visitor, yaitu dengan mengundang seseorang dalam masyarakat ke sekolah untuk dijadikan sumber pengajaran. Sebaliknya kita dapat menggunakan metode lainnya ialah dengan mengunjunginya dengan teknik interview atau teknik observasi. Kedua teknik ini biasa tercakup dalam metode survey.
3.                  Manusia sumber
Manusia sumber atau nara sumber yaitu mengundang tokoh masyarakat kesekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya didepan para siswa. Dengan kata lain seorang nara sumber adalah orang yang berpengalaman tertentu yang membagikan pengalamannya yang khusus itu kepada para siswa yang ia undang ke sekolah dalam rangka program pendidikan.
Misalnya mendatangkan nara sumber dari Badan Narkotika Nasional RI untuk mengisi seminar atau penyuluhan tentang penyalahgunaan narkotika. Contoh lain yaitu mengundang dokter atau mantri kesehatan untuk menjelaskan berbagai penyakit, petugas pertanian untuk menjelaskan cara bercocok tanam, dll.
Manfaat mendatangkan nara sumber diantaranya memecahkan sesuatu masalah, memperkaya dan memperjelas pengertian, menyandarkan dan membantu membangkitkan minat, memperkenalkan aspek lingkungan baik social maupun fisik terhadap siswa, serta memperkembangkan sensitivitet terhadap masyarakat.
4.                  Proyek pelayanan terhadap masyarakat
Service Project berarti memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan sekolah, masyarakat dapat merasakan manfaat, keuntungan tertentu, masyarakat bukan hanya memperbaiki dan membantu program sekolah, tetapi diperbaiki dan dibantu oleh sekolah.
Contoh kongkrit pelayanan kesehatan (puskesmas sekolah untuk umum), mengadakan kerja bakti lingkungan sekitar, membantu para petani menanam benih tanaman disawah. Contoh lain adalah adanya Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan yang sudah diterapkan di seluruh dunia.
Manfaatnya dengan adanya proyek pelayanan ini dapat meningkatkan mutu pengalaman secara langsung realitas masyarakat, penyadaran penuh siswa terhadap keuntungan social, mempelajari cara mengaktifkan bakat terpendam dalam masyarakat, latihan kerja sama dengan dewasa dalam memecahkan suatu permasalahan.
5.                  Berkemah
Berkemah adalah termasuk kegiatan sekolah. Program ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam mengikuti perkembangan masyarakat yang berubah secara cepat. Berkemah akan mengembangkan pemahaman atas benda-benda, peristiwa-peristiwa, lingkungan sosial dan lingkungan alam yang realitis dan kongrit. Berkemah bisa dilakukan selama 1 hari, 2 hari, 3 hari atau bahkan seminggu dan pelaksanannya biasa dilakukan pada hari libur( diluar jam sekolah).
Dalam perkemahan ini siswa dilatih kemandirian, kreatif, kedisiplinan, kekuatan fisik, keberanian dan lain-lain. Seperti memasak, membuat rumah dari tenda, mencari jejak, menelusuri hutan, bakti sosial, bermain tali temali, permaianan sandi dan sebagainya, yang kesemuanya itu melatih siswa untuk belajar senang dan semangat.[6][6]
Contohnya supercamp, keberhasilan yang sangat memuaskan terhadap motivasi, menemukan jati diri, lingkungan belajar, berfikir kreatif dan lain-lain.
6.                  Kerja pengalaman
Kerja pengalaman atau kerja lapangan ini memungkinkan siswa memperoleh pengalaman praktis sebagai persiapan untuk hidup di dalam masyarakat kelak. Kerja lapangan bermaksud memberikan kesempatan kepada siswa melakukan aktivitas dalam kondisi aktual, atau dengan kata lain kerja lapangan atau praktik lapangan dilakuakan oleh para siswa untuk memperolah pengetahuan dan kecakapan khusus.
Misalnya : Mahasiswa PGSD diterjunkan ke SD untuk melatih kemampuan sebagai guru disekolah, siswa SMK dikirim ke perusahaan untuk mempelajari dan mempraktikkan pembukuan, akutansi dan lain-lain.[7][7]


[1][1] http://komponen-nibud-studi masyarakat sebagai media pendidikan.htm.
[2][2] Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang : Rasail, 2008), hlm. 112.
[3][3] Mohammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan Dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm. 187.
[4][4] Fatah Syukur, Op. cit., hlm. 112-113.
[5][5] Ibid, hlm. 113-114.
[6][6] Ibid, hlm. 114-119.
[7][7] Fatah Syukur, Op. cit., hlm. 119.